Game merupakan kata yang cukup familiar diberbagai kalangan, dari yang muda hingga tua. Game biasanya dimainkan dengan menggunakan laptop, komputer atau smartphone bisa secara offline maupun online. Saat ini, game termasuk industri yang menjanjikan. Terbukti semakin banyaknya masyarakat yang tertarik bermain game, terutama game mobile. Industri game adalah salah satu bagian dari ekonomi kreatif Indonesia yang memiliki potensi besar yang masih belum tergarap dengan baik.
Seiring perubahan zaman dan teknologi, perkembangan industri game di dunia ternyata menciptakan potensi bisnis dengan nilai yang cukup luar biasa, hingga triliunan rupiah, termasuk di Indonesia. Walaupun sempat tak masuk hitungan, kini industri game di Indonesia kian meningkat. Data Bekraf Game Prime 2016 menunjukkan industri game di Indonesia mengalami pertumbuhan. Nilai omset yang pada 2014 bernilai $180 juta meningkat pesat, sehingga pada 2016 hampir mencapai $600 juta. Dan pada tahun 2017, Hasil penelitian dari lembaga riset industri game global, Newzoo, menyebutkan bahwa pasar game Indonesia memiliki sekitar 43,7 juta gamer dan berpotensi menghasilkan penghasilan hingga US$880 juta (sekitar Rp11,9 triliun) untuk industri pada 2017 lalu. Potensi ini menempatkan Indonesia pada peringkat ke-16 dalam daftar industri game terbesar di dunia.
Semakin banyak pengembang game di Indonesia menunjukkan tajinya. Sebut saja Agate Studio dan Toge Production yang terhimpun dalam Asosiasi Game Indonesia (AGI) yang hingga kini masih aktif membuat dan mengembangkan game. Google Play Store sendiri mengumumkan salah satu game paling populer di pasar Indonesia adalah Tahu Bulat produksi Own Games Indonesia. Tahu Bulat bahkan sukses masuk ke lima besar bersama dengan game-game populer lain seperti Clash of Clans dan Pokemon Go. 2016 menjadi tahun meningkatnya pengembang game di Indonesia dan terbukanya wawasan masyarakat tentang industri game.
Namun, pesatnya perkembangan industri game di dunia, Indonesia belum mampu bersaing dengan negara – negara lainnya, karena Indonesia hanya menjadi pasarnya saja, bukan sebagai pemain utama dalam industri tersebut. Diperlukan kerjasama berbagai pihak untuk menumbuhkan ekosistemnya sehingga nilainya bisa tumbuh besar.
Ada beberapa faktor yang membuat industri game lokal sulit berkembang. Di antaranya karena kurangnya investasi, perusahaan game yang sedikit, dan talenta gaming yang minim. Bank Indonesia (BI) bahkan menyebutkan bahwa game online bisa merugikan negara, karena semua game yang ada di Indonesia merupakan impor. Sementara game lokal hanya menyumbang pendapatan 0,2 persen. Oleh sebab itu, untuk berkontribusi dalam perputaran roda ekonomi negara, ada cara yang bisa dilakukan dalam membuat game berkualitas yang mampu bersaing tidak hanya secara global, tapi juga internasional dan perlu adanya dukungan pemerintah untuk berperan serta dalam pembangunan industri kreatif produk game ini ke depannya. Keberadaan perusahaan game akan membuat profesi pengembang game lebih terlihat dan memiliki masa depan.
Deputi Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif ( Bekraf), Josua Puji Mulia Simanjuntak mengatakan instansinya juga turut memberi dukungan untuk mengubah perspektif masyarakat mengenai pengembang game. Beberapa di antaranya dengan cara membawa developer lokal untuk tampil di ajang internasional seperti Game Connection America, serta mengadakan Bekraf Developer Day.
Berikut adalah sebelas delegasi Kreator game Indonesia yang akan diberangkatkan Bekraf ke Texas, Amerika pada 10-17 Maret 2019 :
1. Asosiasi Games Indonesia (AGI)
Asosiasi Game Indonesia (AGI) merupakan wadah komunikasi dan pengembangan industri game di Indonesia. AGI didirikan pada bulan Februari 2013 oleh 10 pendiri. Perkembangan industri game di Indonesia yang cukup pesat akan memberikan dampak positif dan juga tantangan di masa yang akan datang. Dengan adanya AGI maka seluruh pengusaha industri game akan berkumpul untuk menata dan mengatasi masalah yang akan dihadapi bersama-sama serta meningkatkan pengembangan industri game di masa depan.
2. Agate
Perusahaan pengembangan permainan video asal Indonesia yang berbasis di Bandung dan didirikan tahun 2009. Permainan berbasis web sosial pertama mereka yang bernama Football Saga telah memiliki 58.000 pengguna aktif bulanan dan 10.000 pengguna aktif harian.
3. GameLeveIOne
Didirikan tahun 2012, GameLeveIOne (GL1) adalah Pengembang Game Seluler dari Indonesia yang berfokus pada branding, mempromosikan, dan mengiklankan produk atau bisnis melalui game. Terkenal dengan game Football Clash dan proyek terbarunya adalah Javatale dan Pemburu Hantu.
4. Semisoft
Perusahaan pengembang yang didirikan oleh gamer untuk gamer. Memiliki visi untuk membuat ide-ide orisinil menjadi budaya pop mainstream dan misi mengembangkan game berkualitas yang menghibur, mendidik, dan memperkaya pemain di seluruh dunia. SEMISOFT saat ini sedang mengerjakan Legrand Legacy, RPG fantasi berbasis giliran yang membawa pemain dalam perjalanan melalui dunia fantasi epik yang diisi dengan pemandangan indah.
5. MassHive Media
Didirikan pada awal 2014, MassHive Media adalah pengembang game indie dari Bandung, Indonesia. Memiliki empat permainan, salah satunya adalah Azure Saga: Pathfinder di Nintendo Switch.
6. Everidea Interactive
Perusahaan hiburan digital yang berspesialisasi dalam pengembangan game, VR, AR clan instalasi interaktif. Memiliki misi memberikan dampak positif di dunia pendidikan, sosial budaya, dan lingkungan melalui media digital interaktif.
7. Ciayo Games
Dimulai sejak Januari 2017, Ciayo Games adalah studio game mobile berasal dari Indonesia yang memiliki semangat untuk terus menciptakan mobile game yang segar dan sangat menghibur. Dikenal dengan gim CHIPS: Monster Tap.
8. Wisageni Studio
Didirikan pada Januari 2015. Wisageni Studio berbasis di Yogyakarta, Indonesia. Memulai kancahnya di web browser games, kini studio ini fokus pada mobile platform dan publishing games untuk Google Play Indonesia dan pasar global dengan produk Pirate Mobile War serta Water All.
9. Arsanesia
Arsanesia adalah studio game dengan visi menyebarkan kebahagiaan di dunia melalui game. Arsanesia didirikan pada 2011. Dengan pengalaman 8 tahun di industri game, Arsanesia telah mengembangkan game untuk berbagai klien seperti Nokia, Intel, Kompas Gramedia, dan banyak lagi. Salah satu permainan Arsanesia yang populer adalah Roly Poly Penguin yang dirilis untuk Windows Phone dan Platform Android. Game terbaru Arsanesia dalam pengembangan adalah Summer Town dan Si .Iuki: Warteg Mania
10. GameChanger Studio
Studio video game muda yang berfokus pada pengembangan game unik. Fokus pada game PC, GameChanger terkenal dengan game NSFW yang telah viral hingga mencapai 7,5 juta views. Kesuksesan ini dikuti oleh produk berikutnya berjudul ”My Lovely Daughter" yang sangat popular di Cina dan memiliki angka penjualan fantastis.
11. Megaxus lnfotech
Penerbit dan perusahaan pengembangan game di Indonesia yang didirikan pada tahun 2006. Telah menerbitkan 11 online game PC dan 7 mobile game. Dengan pengalaman lebih dari 13 tahun dan Iebih dari 20 juta pengguna PC dan 2,5 juta pengguna seluler (per Jan 2019), Megaxus menawarkan solusi totat termasuk penerbitan game (PC & Mobile) untuk SEA dan pasar Global, pengembangan game, acara offline, atau manajemen turnamen e-sport dan solusi pembayaran. Salah satu game paling terkenal rilisan perusahaan ini adalah Audisi Ayodance.
Sebagai informasi, berdasarkan data Asosiasi Game Indonesia (AGI), market gaming di Indonesia dikatakan bakal terus tumbuh. Pada 2030, Indonesia diprediksi akan menjadi top 5 game market di seluruh dunia dengan revenue USD 4,3 miliar. Dari 100 persen pangsa pasar game di Indonesia, pengembang game lokal hanya mendapat kue sebesar 0,4 persen saja.
Referensi :
Komentar
Posting Komentar